Ken Arok, penguasa legendaris dari Kerajaan Tumapel (Singasari), dikenal sebagai sosok yang kuat dan penuh ambisi. Namun, kehidupannya yang penuh intrik akhirnya berakhir tragis di tangan anak tirinya, Anusapati. Kejadian ini menggambarkan betapa dalamnya konspirasi dan perebutan kekuasaan yang terjadi dalam lingkaran kerajaan Jawa pada masa itu.
Kisah Ken Arok dan Ken Dedes
Ken Arok jatuh cinta pada Ken Dedes, seorang putri cantik dari Mpu Purwa, seorang pendeta asal Polowijen yang menetap di Tumapel. Sebelumnya, Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung, seorang pejabat tinggi di kerajaan tersebut. Namun, Tunggul Ametung terbunuh oleh Ken Arok, yang kemudian menikahi Ken Dedes. Dari pernikahan ini, Ken Arok memiliki beberapa anak: Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu.
Selain itu, Ken Arok juga menikahi Ken Umang, yang melahirkan tiga putra dan satu putri: Apanji Tohjaya, Apanji Sudatu, Tuan Wergola, dan Dewi Rambi. Dari sisi Ken Dedes, selain Anusapati yang merupakan anak dari Tunggul Ametung, juga lahir keturunan lain, termasuk Anusapati yang nantinya akan menjadi sosok penting dalam sejarah Tumapel.
Anusapati: Anak Tunggul Ametung yang Menuntut Balas Dendam
Anusapati, yang sejak kecil merasakan perlakuan berbeda dari ayah tirinya, Ken Arok, mulai merasa curiga terhadap kasih sayang yang lebih besar diberikan kepada anak-anak Ken Arok dari istri-istri lainnya. Anusapati pun berusaha mencari tahu penyebab perlakuan tersebut. Awalnya, ia mencoba menanyakan kepada pengasuhnya, tetapi pengasuh tersebut tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
Akhirnya, Anusapati mendatangi ibunya, Ken Dedes, untuk meminta penjelasan. Ken Dedes akhirnya mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: Anusapati bukanlah anak kandung Ken Arok, melainkan anak dari Tunggul Ametung, yang dibunuh oleh Ken Arok menggunakan keris sakti milik Mpu Gandring. Pengetahuan ini mengguncang hati Anusapati dan membangkitkan rasa marah yang mendalam.
Pembalasan Dendam: Mempersiapkan Pembunuhan Ken Arok
Mengetahui bahwa ayah kandungnya dibunuh oleh Ken Arok, Anusapati mulai merencanakan balas dendam. Ia memutuskan untuk meminta keris sakti Mpu Gandring yang digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Meskipun ibunya sempat enggan memberikan keris tersebut, Anusapati akhirnya berhasil mendapatkannya di ruang ksatria kerajaan Tumapel.
Dengan keris itu, Anusapati bersiap untuk menuntut balas dan menghabisi Ken Arok, ayah tirinya, yang telah mengakhiri hidup Tunggul Ametung. Pembalasan dendam ini akan menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Singasari.
Referensi
-
Achmad, Sri Wintala. Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa: Intrik, Konspirasi, Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita.
-
Soekanto, Sapto. Sejarah Kerajaan Singasari dan Perkembangan Politik Jawa.
-
“Ken Arok dan Anak-anaknya: Kisah Sejarah yang Menggetarkan” dalam Jurnal Sejarah Nusantara, Vol. 12, No. 1.
Kesimpulan
Kisah Ken Arok, Anusapati, dan intrik kekuasaan di Kerajaan Tumapel mengungkapkan betapa kompleksnya hubungan antara penguasa dan keturunan dalam sejarah Jawa. Perjuangan antara ayah tiri dan anak tiri ini tidak hanya melibatkan ambisi pribadi, tetapi juga tradisi, takdir, dan perebutan kekuasaan yang menghancurkan banyak nyawa.