Kasus Dugaan Pemerkosaan oleh Residen PPDS Anestesi di RSHS Bandung

Baru-baru ini, kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan seorang residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencuat dan menjadi perbincangan publik. Pelaku diduga melakukan aksinya setelah memberikan obat bius kepada korban. Berikut adalah kronologi selengkapnya:

1. Korban Menunggu Ayahnya Operasi

Kasus ini pertama kali terungkap melalui unggahan tangkapan layar pesan singkat di akun Instagram @ppdsgramm. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa korban, seorang perempuan, sedang menjaga ayahnya yang dirawat di ICU dan akan menjalani operasi dalam waktu dekat.

2. Pelaku Menawarkan Prosedur Crossmatch

Pelaku mendekati korban dengan dalih menawarkan prosedur crossmatch darah, yaitu uji cocok silang yang penting sebelum transfusi darah untuk memastikan kecocokan darah donor dengan penerima.

3. Korban Dibawa ke Lantai 7 Gedung Baru

Pelaku kemudian membawa korban ke lantai 7 gedung baru di RSHS dan meminta korban mengganti pakaian dengan baju pasien. Korban, yang tidak memahami prosedur medis secara detail, mengikuti arahan tersebut.

4. Korban Diberi Obat Bius dan Diduga Diperkosa

Korban diberikan midazolam, obat penenang atau anestesi, yang membuatnya kehilangan kesadaran. Saat dalam kondisi tak sadar, korban diduga mengalami tindakan kekerasan seksual. Rekaman CCTV menunjukkan pelaku mondar-mandir di sekitar ruangan saat korban belum sadar.

5. Korban Sadar dalam Keadaan Sempoyongan

Setelah beberapa jam, sekitar pukul 04.00 WIB, korban tersadar dalam keadaan sempoyongan dan keluar dari ruangan. Keadaan korban ini terekam dalam CCTV rumah sakit.

6. Korban Menjalani Visum

Merasa ada yang janggal dan mengalami nyeri di bagian kelamin, korban kemudian menjalani pemeriksaan visum oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG). Hasil visum menemukan adanya cairan sperma.

7. Bukti Cairan Sperma di TKP

Di lantai 7 gedung baru yang menjadi lokasi kejadian, juga ditemukan cairan sperma yang berceceran. Keesokan harinya, polisi memasang garis pengaman di lokasi kejadian.

8. Pelaku Diduga Dua Orang Residen PPDS FK Unpad

Berdasarkan informasi yang berkembang, kasus ini diduga melibatkan dua peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Kedua pelaku merupakan residen anestesi yang bertugas di RSHS Bandung.

9. Klarifikasi dari Dekan FK Unpad

Menanggapi kasus ini, Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Yudi Hidayat, menyampaikan bahwa Unpad dan RSHS mengecam segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, di lingkungan akademik dan pelayanan kesehatan.

“Kami berkomitmen mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan untuk memastikan keadilan bagi korban dan keluarga. Kami juga telah memberikan pendampingan kepada korban dalam proses pelaporan ke Polda Jabar,” ujar Yudi Hidayat, Rabu (9/4/2025).

10. Sanksi bagi Pelaku

Unpad dan RSHS mendukung penuh proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jawa Barat. Selain itu, pelaku yang merupakan peserta PPDS telah diberhentikan dari program pendidikan spesialisnya sebagai bentuk sanksi akademik.

“Karena terduga merupakan PPDS yang dititipkan di RSHS dan bukan karyawan rumah sakit, maka Unpad telah mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan yang bersangkutan dari program PPDS,” tegas Yudi Hidayat.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk memastikan kebenaran dan menegakkan keadilan bagi korban. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi institusi kesehatan untuk meningkatkan pengawasan dan sistem perlindungan bagi pasien dan keluarga pasien di lingkungan rumah sakit.